Saturday, January 5, 2013

Hati Nurani Pasti Bisa Selamatkan Indonesia

Kalo baca judulnya pasti mikirnya gak jauh-jauh dari nama partai politik yah? eiiits, tenang aja. Tulisan gue kali ini gak bakal ada hubungannya sama itu kok. Kita gak bakal ngomongin hal yang berat-berat kok. Cuma mau sharing aja. Semoga ada manfaatnya. Oke cerita dimulai. Sebagai orang yang kalo kemana-mana selalu naek kendaraan umum dan jalan kaki, banyak banget hal-hal menarik yang udah gue laluin. Tinggal di negara berkembang kaya Indonesia emang gak bakal ada habisnya deh cerita-cerita seru yang kita temuin di jalan. Mulai dari tingkah lucu orang-orangnya, kejadian-kejadian menarik, atau bahkan hal paling sederhana kaya ketemu anak kecil di angkot ato kereta yang bisa mancing obrolan orang-orang. Tapi selain itu, banyak juga kisah-kisah yang nyebelin atau ngeselin dan bikin sedih. Salah satu kisah gak enak yang pernah gue alamin adalah duduk disamping orang mabok di Kopaja trus pas turun Kopaja gue baru sadar kalo tas gue udah kebuka dan tempat pensil yang isinya penuh ama kalkulator saintifik mahal gue pun raib :'(. Kalo inget kejadian itu tuh rasanya gue kesel aja, gak penting banget tuh orang masa mau nyopet tas anak sekolahan. Apa sih yang ada di tas anak sekolah kayak gue. Untung aja gue naro henpon di kantong baju pas kejadian itu. Selain itu, gue kadang suka sebel dan ngedumel dalem hati kalo lagi berhubungan ama yang namanya kereta dan stasiun di Jakarta. Walaupun disatu sisi gue cinta banget sama kereta karena udah bisa membuat gue terbebas dari kemacetan jahanam Jakarta, tapi kadang gue juga dibuat kesel sama mereka. Contohnya adalah orang-orang dengan gampangnya meludah di stasiun. Mungkin guenya aja yang sok bersih ato gimana, tapi suer gue benci banget sama orang yang ngeludah di stasiun. Betapa menjijikkannya ludah-ludah mereka itu. Apa mereka gak merasa jijik ya ngeliatnya? kadang gue ngiri juga ama negara Singapur yang udah berlakuin peraturan dilarang meludah di tempat umum. Salut gue. Coba aja aturan itu diterapin di Indonesia, pasti udah keburu ditentang deh sama manusia-manusia nyinyir ibukota. Yah ato gak paling banter Komnas HAM lah turun. Ada lagi nih kebiasaan buruk masyarakat Ibukota. Kali ini berhubungan ama yang namanya Atapers. Gue sih gak ada masalah sama keputusan mereka buat nangkring di atep kereta. Tapi satu kebiasaan mereka yang paling gue benci, yaitu suka bicara kotor dan bikin gaduh. Gue tuh bertekad buat nantinya anak-anak gue harus ngerasain yang namanya kendaraan umum, tapi apa iya? Masa' mereka harus mendengar kata-kata kotor setiap harinya. Bisa rusak moral mereka. Ada juga kebiasaan buruk yang paling buruk di stasiun. Seburuk-buruknya pelanggaran adalah pelanggaran yang satu ini. Yaitu merokok. Kenapa paling buruk?? sebab jelas di stasiun terpampang peraturan tentang dilarang merokok. Nah kalo menjambret dan melakukan tindakan asusila kan gak ada peraturannya. Makannya menurut gue perokok yang merokok di stasiun lebih baik mati aja lo semua manusia-manusia sampah. Pernah suatu ketika gue ngeliat 2 orang lagi foto di depan poster dilarang merokok sambil merokok, heran sumpah gue ngeliatnya. Dengan bangganya mereka bergaya sambil merokok. Emang sih tampang mereka udik dan kampungan, mungkin itu penyebabnya mereka melakukan hal itu. Ini nih satu lagi yang bikin gue kesel, pedagang di dalem kereta ekonomi yang maksa-maksa nyuruh orang buat ngasih jalan ke mereka. Masalahnya kalo sekali mah gapapa. Lah ini bolak-balik muter-muter, ribet bener kan. Kalo ada yang protes dan gak ngasih jalan mereka bakal ngeluarin kata-kata pamungkas,"Namanya juga cari makan mas". Ya ampun susah amat ya cari makan di Jakarta. Pernah juga tuh yang namanya anak kecil yang menggendong anak kecil ngamen. Masya Allah kok bisa-bisanya. Dalem hati kadang gue bersumpah serapah sama orang tua tuh anak-anak. Kok tega amat anaknya disuruh kaya gitu. Emaknya kemana? Bapaknya kemana? mau nangis gue liatnya. Kenapa kejam banget sih Jakarta, kenapaaaaaaa :'(.
Tapi, seiring dengan semakin banyaknya hari yang udah gue lalui. Gue semakin sadar. Rasa kesel dan sebel beserta sumpah serapah itu tidak akan ada manfaatnya. Kini gue adalah seorang mahasiswa, yang kalo kata senior gue di kampus sih memiliki definisi “Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah tercerahkan pemikirannya serta diteguhkan hatinya saat mereka berdiri di hadapan kezaliman. Oleh sebab itu, sepatutnya mahasiswa bergerak untuk mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani yang adil dan makmur”.Ya, gue lah yang harus bergerak. Gue lah yang harus merubah. Tentunya gue gak akan bisa melakukannya kalo tanpa bantuan kalian. Ya kalian, kalian semua masyarakat Indonesia. Sudah saatnya, kita lucuti semua hinaan kepada bangsa kita sendiri. Mereka meludah sembarangan, mereka merokok sembarangan, mereka berjualan tidak sesuai aturan, dan mereka anak-anak pengamen jalanan, itu semua bukan kemauan mereka, itu semua bukan salah mereka, itu semua salah kita. Kenapa dengan teganya kita membiarkan kedzaliman itu masih saja beredar di depan pandangan mata kita. Lihatlah kondisi Jakarta, semua jalanan penuh dengan kemacetan. Banyak dari kendaraan-kendaraan itu adalah mobil-mobil mewah yang sangat mahal harganya. Namun apa? tepat disamping mobil mewah itu berdiri anak-anak jalanan menadahkan tangan mereka meminta sedikit kebahagiaan. Lalu salah siapa? Apa itu salah mereka sendiri yang tidak mau merubah nasibnya? Apa itu salah mereka yang tidak mau bekerja keras sehingga selamanya menjadi miskin? Tentu tidak! itu semua salah kita. Salah kita membiarkan mereka semua seperti itu. Berbanggalah kalian yang masih bisa menangis melihat kondisi bangsa kita. Mari kita berdoa agar cibiran kita akan semua kesusahan ini bisa berubah menjadi sebuah renungan untuk diri sendiri, syukur-syukur bisa berubah menjadi sebuah tangis kesedihan, mengapa bangsaku harus seperti ini. Para pedagang kaki lima itu, apa salah mereka yang berdagang tanpa izin? apa salah mereka yang mau saja dengan bodoh membayar semua pungutan kepada pihak tidak bertanggung jawab? apa salah mereka menimbulkan kesemrawutan? saya yakin, itu salah kita. Kenapa pusat perbelanjaan mewah itu bisa begitu ramai dan pesat pertumbuhannya sedangkan panti-panti sosial tidak terdengar gaungnya? Saya yakin itu salah kita. Lalu sampai kapan kesalahan ini akan terus terjadi? sampai kapan bangsa ini menangis? sampai kapan kita seperti ini? Mari selamatkan hati nurani kita. Mari buat hati kita agar dapat terus menangis melihat penderitaan bangsanya sendiri. Dengan hati nurani pasti bisa selamatkan Indonesia. Bagaimana caranya? caranya mudah dan gampang. Perbanyaklah sedekah dan pupuk kedermawanan. Mungkin selama ini kita sering berjanji atau bernazar "Kalau anak saya lulus kuliah saya mau ajak jalan-jalan keluarga ke luar negeri" "Kalau nilai ujian gue bagus gue mau traktir semua temen gue" "Kalau anakku ranking satu aku mau kasih dia playstation terbaru" dan lain lain. Bagaimana kalau kita rubah menjadi "Kalau anak saya lulus kuliah saya mau membagikan makanan ke tetangga yang kurang mampu" "Kalau nilai ujian gue bagus gue mau nyumbang buat anak yatim" "Kalau anakku ranking satu aku mau menyumbangkan perhiasanku ke panti asuhan" gimana? gampang kan? selamat mencoba :)

3 comments:

obat diabetes kering said...

oke deh aku pengen coba

obat herbal penyakit said...

wah menyumbangkan perhiasan ?? berat juga ya

Salmantep said...

ini yg koment siapa ya :v curiga