Tuesday, November 20, 2018

Millenials Ogah Beli Rumah?

Hi All,
After a very long time since i finish from my undergraduate degree then facing the reality as a worker in this city, this will be my first post.

Pernah dengar berita yang mengatakan kaum millenial bakal susah beli rumah? selain pendapatan yang tidak sebanding dengan harga rumah ditambah gaya hidup yang boros dan mementingkan eksistensi di media sosial konon menjadi penyebabnya. Melalui tulisan ini saya mau berbagi cerita mengenai perjuangan saya dalam membeli rumah pertama (meskipun nyicil). Harapannya semoga teman-teman yang sedang bercita-cita untuk memiliki rumah bisa segera mewujudkannya.

Jadi, sebenarnya apa alasan saya untuk segera membeli rumah dibanding teman-teman sebaya yang sedang asyik-asyiknya menghabiskan gaji di restoran & kafe, ataupun membeli berbagai gadget dan jalan-jalan ke luar negeri. Alasan terbesarnya ialah saya tidak pernah merasakan tinggal di rumah sendiri. Ya, keluarga saya tinggal di rumah kakek nenek. Meskipun kedua orang tua saya sudah memiliki rumah sendiri, namun hingga saat ini belum pernah ditempati karena ibu saya memiliki tanggung jawab untuk menjaga kakek dan nenek saya ditambah lagi ibu saya memiliki toko sendiri yang letaknya menempel dengan rumah nenek yang harus dikelola berdua Ayah saya pasca beliau pensiun. Selain itu, saya dan adik-adik semua sekolah di Jakarta dan tidak memungkinkan jika harus tinggal di rumah yang ada di Bekasi. Atas dasar itulah saya selalu bermimpi untuk tinggal di rumah sendiri, mengundang teman-teman saya sendiri ke rumah tanpa perlu sungkan dengan kakek-nenek dan saudara yang lain. Rumah bagi saya juga penting sebagai aset terbesar saya untuk nantinya membina keluarga. Selain itu, juga bisa menjadi investasi yang nyata dibanding gaji saya dipakai membelanjakan hal-hal yang tidak penting.

Sebelum membeli rumah, berikut ialah hal-hal yang saya lakukan:

1. Tentukan budget untuk DP dan cicilan
Buat teman-teman yang pertama kali ingin membeli rumah tentu harus menyiapkan budget setidaknya untuk membayar DP dan kebutuhan administratif lainnya. Jika menggunakan KPR biasanya nominalnya 30% dari harga rumah. Selain itu, jangan lupa juga biaya notaris, asuransi, dan lain sebagainya. Namun, jangan khawatir saat ini beberapa developer dan perbankan juga memiliki program DP 0% maupun DP yang nilainya disesuaikan dengan kemampuan dan bisa dicicil. DP ini dapat teman-teman tabung dari hasil menyisihkan gaji tiap bulan, menyisihkan THR, ataupun bonus perusahaan. Pokoknya bagaimana caranya supaya rutin menabung untuk DP rumah. Ingat, tabungan ini harus dipotong sesaat setelah gajian, jangan nunggu sisa! Jika dirasa sudah cukup dan kondisi keuangan mulai stabil bisa lanjut ke langkah berikutnya.

2. Cari rumah yang sesuai keinginan dan budget
Kalau ditanya saya mau rumah seperti apa tentu jawabannya yang letaknya ada di tengah kota tetanggaan dengan stasiun, halte busway, dan mall. Rumahnya minimal 2 tingkat punya taman yang luas dan kolam renang. Tapi, untuk saat ini rumah seperti itu tentu belum mampu untuk saya beli. Tau sendiri kan gaji freshgraduate paling berapa. Oleh sebab itu, penting untuk mencari rumah sesuai kemampuan. Jangan sampai gaji habis buat cicilan rumah tapi beli beras aja susah. Carilah rumah yang DP-nya sesuai dengan jumlah tabungan yang dimiliki dan cicilannya maksimal 30% dari gaji bulanan. Jadi, kalau gaji 5 juta rupiah ya cicilan maksimal dikali 30% sekitar 1,5 jutaan. Boleh lebih lebih sedikit jika ditambah THR dan bonus tahunan. Selain itu, tentukan kriteria rumah yang diinginkan. Kalau saya pribadi maunya di daerah selatan Jakarta arah Bogor dibanding Tangerang, BSD, atau Bekasi. Makannya pilih di daerah Citayam. Selain itu, yang penting dekat transportasi publik. Kalau cari rumahnya gimana, hari gini mah semua tinggal online. Mulai dari web khusus properti sampai instagram semua banyak yang jualan rumah.

3. Survey dan teliti rumah impian yang diinginkan
Jika sudah menemukan rumah yang cocok via internet, lakukan survey ke lokasi. Ini penting banget untuk lihat kondisi rumah ataupun lokasi tanah jika rumah belum dibangun (indent). Kalau bisa surveynya naik kendaraan umum supaya bisa ngebayangin gimana nantinya kamu bakal tiap hari pulang dan pergi dari kantor ke rumah itu. Saat survey tanyakan semuanya selengkap mungkin ke penjual. Selain itu kamu tanyakan juga ke tetangga sekitar situ termasuk ketua RT sebenarnya apa status rumah dan tanah yang mau kamu beli. Sekalian juga tanyain gimana kondisi air disana, keamanan, kondisi sosial masyarakat dan sebagainya. Untuk developer kamu harus super teliti. Pastikan developer tersebut gak pernah punya catatan masalah dari proyek-proyek sebelumnya. Tanyain aja sebelumnya megang proyek apa. Coba googling deh lihat sendiri gimana reputasi dan hasil pekerjaannya. Kalau bermasalah mending mundur aja cari yang lain daripada duit kekuras dan capek hati tiada hasil.

4. Tentukan metode cicilan
Berhubung tips ini saya tulis buat kamu teman-teman milenial dengan budget alakadarnya tapi mau punya rumah (buat anak Papah-Mamah yang bakal dikasih rumah sama ortu boleh cabut), maka spesifik cara pembayarannya melalui cicilan KPR ya. KPR itu jenisnya macam-macam, ada KPR Bank Konvensional, KPR Bank Syariah, ataupun KPR Developer Syariah langsung. Buat yang mau KPR Bank sih gampang, tinggal cari cabang Bank terdekat untuk mengajukan KPR-nya dan lengkapi semua dokumen yang dibutuhkan. Meskipun lebih ribet, cara ini dinilai lebih aman karena bank pasti melakukan berbagai analisa kredit, baik dari segi kamu selaku calon pembeli, developer selaku penjual, ataupun legalitas rumah dan tanah yang akan ditransaksikan. Sedangkan untuk yang menggunakan KPR Developer Syariah biasanya dokumen persyaratan yang dibutuhkan jauh lebih simpel tapi memang lebih berisiko karena gak ada peran bank sebagai pihak ketiga yang independen. Nah kamu bisa minta simulasi DP dan cicilannya, berapa pembayaran yang harus dilakukan tiap bulannya. Ingat, sesuaikan dengan kemampuan!

5. Lakukan pembelian
Jika semua syarat-syarat sudah terpenuhi, maka kamu bisa mulai melakukan jual beli rumah yang disertai dengan akad kredit. Sebelum tanda tangan, baca dengan teliti setiap perjanjian yang ada. Pastikan tidak ada yang merugikan kamu di kemudian hari. Kalau ada yang tidak dipahami jangan ragu untuk bertanya ke bank maupun developer. Simpan dengan rapi semua dokumen yang kamu miliki, kalau perlu scan dan simpan versi digitalnya.

6. Pantau Pembangunan
Kalau kamu beli rumah yang sudah jadi, tahap ini bisa kamu skip. Tapi kalau belinya rumah indent, tahap ini penting untuk dilakukan. Pengalaman saya ini kalau gak diawasin ketat pembangunannya bisa ngaret atau dikerjakan dengan asal-asalan. Gak harus datang ke lokasi, kamu minta aja nomor whatsapp mandor atau perwakilan developer. Nanti tiap minggu minta info progressnya melalui foto. Kalau dirasa ada yang gak sesuai dengan perjanjian atau menurutmu ada pembangunan yang tidak dilaksanakan secara proper jangan ragu untuk mengingatkan developer. Ingat, duit kamu loh itu, carinya sudah banting tulang dari pagi sampai sore.

7. Bayar cicilan dengan tepat waktu
Tips terakhir. Seiring dengan pembangunan yang dilaksanakan ataupun kondisi rumah yang sudah jadi sehingga bisa segera serah terima kunci. Jangan lupa untuk mengamankan gajimu setiap bulan untuk bayar cicilan rumah. Jangan sampai telat bayar dan terkena denda. Jika ada tambahan uang boleh untuk renovasi. Selamat menikmati rumah baru.

Sekian tips dari saya, semoga bermanfaat. Buktikan kalau millenials bisa beli rumah!

No comments: