Sunday, June 6, 2021

Mencari Hobi Baru

Jujur, akhir-akhir ini suka merasa bingung jika ditanya orang lain punya hobi apa. Kalau dulu saat masih sekolah, saya bisa jawab membaca. Kebetulan memang dulu sehobi itu baca buku. Saya bisa pergi sendirian ke Gramedia Blok M cuma sekadar untuk mencari buku. Seringnya tidak punya tujuan beli buku apa. Cuma modal lihat-lihat buku apa yang populer dan akhirnya beli. Kalau sekarang, saya merasa agak tidak pantas jika menjawab hobi membaca, karena buku yang saya baca dalam enam bulan terakhir hanya satu saja. Judulnya Malice, novel mengenai pembunuhan seorang novelis. Buku itu pun saya beli secara random karena mendenger podcast review buku di Spotify.
Saking bingungnya jika ditanya hobi, akhir-akhir ini biasanya saya jawab saja hobi saya jalan kaki hahaha. Tapi ini serius. Kegiatan yang konsisten saya lakukan setiap akhir pekan dalam beberapa bulan terakhir ya jalan kaki. Biasanya saya keluar rumah jam enam pagi. Mulai dari mengitari kawasan Bendungan Hilir, Senayan, sampai Sudirman. Tujuannya murni jalan kaki, bukan berlari. Sebelum pandemi saya pun beberapa kali pulang jalan kaki dari kantor di kawasan Monas ke rumah di daerah Pejompongan. Memang capek, tapi saya suka.
Nah, berhubung hobi jalan kaki terlalu abstrak jika diceritakan ke orang-orang, maka saya berpikir keras hobi apa yang bisa saya jalankan, khususnya di masa pandemi ini. Tentu saja saya punya kriteria, antara lain, biayanya murah, tidak menguras fisik, tidak memakan waktu terlalu banyak karena saya harus tetap bekerja, dan tentunya menyenangkan.
Setelah berkontemplasi, akhirnya saya putuskan untuk merawat sukulen atau kaktus mini. Biayanya murah, untuk 21 pot dengan diameter 10 cm biayanya tidak sampai dua ratus ribu rupiah. Sama sekali tidak menguras fisik, karena bisa disiram seminggu sekali dan bisa dilakukan di balkon rumah. Disiram pun hanya seminggu sekali dengan proses penyiraman hanya beberapa menit. Menurut saya hal ini menyenangkan, buktinya saya antusias malam-malam menyendok media tanam ke pot dan menanam sukulen yang saya beli secara online dari Lembang, Bandung. Bukan hanya saya, adik-adik pun juga tergoda menyiram tanaman. Saking sayangnya sama si sukulen, saya pun memanggilnya dengan 'my baby' hahaha. Jadi kalau sore-sore mau hujan, saya akan bergumam "Wah, my baby harus dimasukkin ke dalem nih biar ga kehujanan". Semoga cerita ini bisa menginspirasi teman-teman untuk mencari hobi baru, terutama di masa pandemi yang sangat rentan terhadap stres ini.
Berikut potret beberapa koleksi sukulen saya.







No comments: