Dulu saat pertama kali masuk kerja, beberapa kali saya menanyakan ke orang-orang di kantor, sudah berapa lama bekerja di perusahaan ini? Jawabannya bervariasi, mulai yang anak baru, 5 tahunan, 10 tahunan, sampai ada juga yang di atas 20 tahun. Ya, di dunia korporasi vibes-nya memang jauh berbeda dengan perusahaan rintisan. Pengalaman saya waktu bergabung dengan perusahaan rintisan, suasananya seperti bekerja dengan teman sebaya. Sedangkan di korporasi, saya merasa jadi anak dan teman kantor seperti orang tua, apalagi saya yang termuda di divisi saya hahahaha. Saat tahu mereka sudah bertahun-tahun menghabiskan waktunya di sini, terkadang membuat saya bertanya-tanya, kok bisa? kok betah? gak ada niat pindah? dan ternyata tidak terasa saya pun sudah lima tahun berkarier di sini. Namun, saya bukannya pasrah dan terjebak zona nyaman. Nyatanya, sudah puluhan interview saya lalui. Sampai di titik saya mulai menikmati prosesnya dan tidak terlalu berharap diterima, istilahnya sih iseng-iseng berhadiah. Menurut saya, rutin melakukan interview ke perusahaan lain memiliki beberapa manfaat. Berikut yang saya rasakan:
1. Benchmarking atau membandingkan. Ketika saya ingin mengetahui lebih banyak gambaran kondisi industri tempat saya bekerja, cara paling efektif tentu saja bertanya ke perusahaan lain. Namun, bertanya ke perusahaan lain tentu tidak mudah. Tidak semua orang mau terbuka dengan hal itu. Ketika menjalani interview, saya bisa mengetahui, bagaimana benefit yang ditawarkan perusahaan lain, bagaimana perbedaan struktur organisasi, sistem dan tools apa saja yang digunakan dalam menunjang pekerjaan, tantangan yang dihadapi, sampai budaya perusahaan.
2. Melatih kemampuan komunikasi. Terkadang rutinitas bekerja di kantor membuat kita terlalu lelah untuk coba memulai komunikasi dengan orang lain. Kita kadang terjebak dengan orang yang itu-itu saja, kalau tidak teman kantor ya hanya keluarga di rumah. Saat interview, kita bisa mendengar bagaimana orang lain berpendapat dan bagaimana cara orang tersebut berkomunikasi. Selain mengambil ilmu dari orang lain, kita pun jadi bisa mengeksplorasi diri. Kita mulai memikirkan, apa saja pekerjaan yang saya lalui selama ini. Hal apa yang menyenangkan, apa saja yang menjadi tantangan. Setelah itu saya mulai berlatih, bagaimana menyampaikan pengalaman tersebut secara efektif.
3. Bertemu orang-orang penting. Jika bukan karena interview, rasa-rasanya tidak mungkin saya bisa duduk berdua dengan leader-leader perusahaan global. Mulai dari level manajer, sampai direktur bisa saja kita temui. Kalau sudah seperti itu, kadang motivasi saya mulai bergeser. Awalnya mungkin fokus saya hanya ingin lulus interview dan diterima di perusahaan tersebut. Namun, kadang saya justru lebih semangat untuk menggali informasi dan pengetahuan yang dimiliki para leader. Banyak hal-hal yang baru saya ketahui saat interview dengan para leader, termasuk sudut pandang mereka terhadap bidang yang saya geluti.
4. Ajang refreshing. Memang, awalnya interview membuat saya stres dan bahkan menimbulkan ketidakpercayaan diri. Namun, lama-lama saya sadar kalau kegiatan interview ternyata tidak seseram itu, bahkan bisa jadi sesuatu yang menyenangkan. Rasa-rasanya banyak juga pengalaman menyenangkan ketika berkomunikasi dengan HR maupun User. Kadang secara tidak sadar kita bisa saling tertawa saat membahas kondisi masing-masing.
Itulah beberapa manfaat yang bisa saya dapatkan dalam kegiatan interview. Pada dasarnya, interview kegiatan yang kita tunggu-tunggu kan? ingat saat pertama kali lulus kuliah Anda mendaftar kerja ke sana-sini dan selalu berharap mendapat kesempatan wawancara? Ingat kah saat Anda sedang pusing dengan pekerjaan di kantor, tiba-tiba seseorang yang tidak Anda kenal dari Linkedin memberi peluang untuk bergabung dengan perusahaannya dan menikmati pengalaman bekerja yang baru? Memang, hasilnya kadang tidak seperti yang kita harapkan. Namun, jangan pernah putus asa dan terus semangat!